Wednesday, May 15, 2013

INGAT AYAH


           “Tidurlah kakak!” Begitu ayah biasa mengingatkanku untuk menyudahi jam belajar kalau sudah larut malam. Ia memanggilku kakak, sebagai ungkapan rasa sayangnya yang teramat dalam. Dan aku senang dengan sapaanya itu. “Kesehatan lebih penting daripada harus belajar terus” nasihatnya.
            Jika aku mengenang kata-kata itu, seketika wajah sosok ayahku membuncah di kepalaku. Usianya kala itu sudah kepala empat. Ia kerap berdiri di balik pintu kamarku sambil  memperhatikanku belajar. Senyum manisnya yang penuh kasih selalu diberikannya padaku. Kenangan ini selalu terlintas setiap kali aku belajar di kamar kosku. Sayangnya, ketika aku palingkan wajah ke pintu kamar kosku, aku tak menemukan siapa-siapa. “Oh, ayah,” batinku.