Wednesday, May 15, 2013

INGAT AYAH


           “Tidurlah kakak!” Begitu ayah biasa mengingatkanku untuk menyudahi jam belajar kalau sudah larut malam. Ia memanggilku kakak, sebagai ungkapan rasa sayangnya yang teramat dalam. Dan aku senang dengan sapaanya itu. “Kesehatan lebih penting daripada harus belajar terus” nasihatnya.
            Jika aku mengenang kata-kata itu, seketika wajah sosok ayahku membuncah di kepalaku. Usianya kala itu sudah kepala empat. Ia kerap berdiri di balik pintu kamarku sambil  memperhatikanku belajar. Senyum manisnya yang penuh kasih selalu diberikannya padaku. Kenangan ini selalu terlintas setiap kali aku belajar di kamar kosku. Sayangnya, ketika aku palingkan wajah ke pintu kamar kosku, aku tak menemukan siapa-siapa. “Oh, ayah,” batinku.

            Ayahku adalah pria yang paling tampan yang ada di dunia ini. Di balik parasnya yang tampan, dia juga memiliki hati yang sungguh baik. Ia baik padaku, juga pada orang lain. Pria yang memiliki senyuman  indah ini sungguh mengasihiku. Dia tidak pernah mengeluh dalam setiap pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan kami.
            Doanya selalu mengiringi setiap detik-detik langkah hidupku. Dia tidak pernah putus asa dalam mendidik ku putrinya yang manis, meskipun terkadang aku tidak melakukan apa yang dikatakanya. Dia tidak pernah marah ataupun benci, tapi dia tetap cinta dan kasih kepadaku. Bagiku dia adalah sosok ayah yang terhebat yang pernah ada dalam hidupku dan posisinya didalam hatiku tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun.
            “Tuhan, terimakasih Karena telah mengaruniakan aku sosok ayah yang sungguh mengasihiku” batinku. Aku memang tidak bisa membalas semua kebaikannya, tapi aku berjanji akan memberikan yang terbaikku baginya.

No comments:

Post a Comment