Dua perempuan sedang
berdebat di depan Biro Rektor Universitas Negeri Medan, Kamis (17/10).
Perdebatan mereka sangat alot. Mereka
tengah mendebatkan soal uang wisuda yang 350 ribu. Perempuan pertama tidak
terima dengan besaran uang wisuda itu. “Kenapa kita harus membayar uang wisuda
sebesar 350 ribu sementara serbaguna yang kita gunakan saat wisuda kan
fasilitas kampus?” Ia meninggikan suaranya.
Teman bicaranya
memberikan penjelasan. Suaranya terdengar lembut. Pembawaannya tenang. “Itu
bukan uang wisuda aja loh,” katanya sembari menatap mata rekannya itu, “itu
udah ikut uang yudisium.”
Tak sampai di situ
penjelasannya. Ia cepat-cepat melanjutkan. “Menurutku,” sejenak ia berhenti.
Menarik nafas. “Itu udah murah loh, bandingin aja sama universitas lain, cuma
kita yang murah loh.”
Perempuan pertama belum
bisa menerima penjelasan rekannya. Ia lekas menyahut, “iya, tapi mereka kan
menyewa gedung tempat wisuda, sementara kita kan punya gedung sendiri.”
Perempuan kedua
memotong. “Pokoknya kita dah murah loh”.