Thursday, February 28, 2013

KOMUNITAS TUMBUHAN DAN SIFAT-SIFATNYA


BAB I
PENDAHULUAN
            Suatu kajian dan pemahaman ekologi tumbuhan belumlah lengkap tanpa penelaahan mengenai kaidah atau asas-asas yang mengatur bagaimana komunitas tumbuh-tumbuhan berkembang dalam skala waktu dan ruang (temporal & spasial). Di alam jarang sekali ditemukan kehidupan yang secara individu terisolasi, biasanya suatu kehidupan lebih suka mengelompok atau membentuk koloni. Kumpulan berbagai jenis organisme disebut komunitas biotik yang terdiri atas komunitas tumbuhan (vegetasi), komunitas hewan dan komunitas jasad renik. Ketiga macam komunitas itu berhubungan erat dan saling bergantung. Ilmu untuk menelaah komunitas (masyarakat) ini disebut sinekologi. Di dalam komunitas percampuran jenis-jenis tidak demikian saja terjadi, melainkan setiap spesies menempati ruang tertentu sebagai kelompok yang saling mengatur di antara mereka. Kelompok ini disebut populasi sehingga populasi merupakan kumpulan individu-individu dari satu macam spesies. komunitas adalah kumpulan organisme hidup yang saling berhubungan baik antara mereka maupun lingkungan.
            Berdasarkan pandangan individualistik, komunitas tumbuhan terdiri dari kelompok tumbuhan yang masing-masing mempertahankan individualitasnya. Namun adanya individualitas tumbuhan bukan berarti menghambat adanya hubungan tertentu diantara tumbuhan dalam komunitas. Hubungan ini menurut  Walter digolongkan dalam tiga kelas yaitu :
1.      Pesaing Langsung (Direct Competitors), terjadi persaingan terhadap sumber daya lingkungan yang sama karena menempati strata atas maupun bawah dalam suatu lahan yang sama.
2.      Spesies Dependen (Dependent Species), spesies yang hanya dapat hidup pada niche tertentu hanya dengan hadirnya tumbuhan lain. Sebagai contoh tumbuhan lumut yang hanya dapat tumbuh pada kondisi mikroklimat tertentu yang dihasilkan oleh tegakan pohon.
3.      Spesies Komplementer (Compementary Species), spesies yang tidak saling bersaing dengan spesies lain karena persyaratan hidup cukup berhasil/ puas dengan menempati strata yang berbeda atau dengan ritme musiman yang berbeda.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KOMUNITAS TUMBUHAN
            Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Makhluk hidup ataupun organisme di alam ini tidak bisa hidup secara terpisah atua sendiri-sendiri, individu-individu ini akan berhimpun kedalam suatu kelompok membentuk populasi yang kemudian populasi-populasi ini akan membentuk suatu asosiasi yang dinamakan dengan komunitas. Jadi komunitas tumbuhan adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
            Komunitas dalam arti ekologi mengacu kepada kumpulan populasi yang terdiri dari spesies yang berlainan, yang menempati suatu daerah tertentu. sedangkan pengertian komunitas secara umum sendiri adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat. Setiap komunitas tidak harus menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun. Misalnya dalam  suatu aquarium yang terdiri dari ikan, siput, hydrilla sebagai komponen biotik, serta air, bebatuan sebagai komponen abiotik dapat disebut sebagai suatu komunitas. Komunitas tumbuhan di daerah trofik biasanya bersifat rumit dan tidak mudah diberi nama menurut satu atau dua spesies yang paling berkuasa sebagaimana yang umum di daerah yang beriklim sedang.
            Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya antar individu atau spesies seperti pada populasi. Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan sehingga terwujud suatu hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme).
            Apabila suatu komunitas sudah terbentuk, maka populasi-populasi yang ada haruslah hidup berdampingan atau bertetangga satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas ini berasosiasi dengan komponen abiotik membentuk suatu ekosistem.
Ada beberapa definisi tentang komunitas yang disampaikan oleh beberapa ahli ekologi sebagai berikut.

1.    Danseraeu
Danseraeu mendefinisikan komunitas adalah organisasi organisme secara spatial dan temporal dengan perbedaan derajat integrasi, dan yang jelas komunitas mempunyai level organisasi yang lebih kompleks dari organisme sendiri.
2.     Walter
Walter menyampaikan bahwa komunitas tumbuhan sebagai suatu kombinasi spesies yang tetap yang terdapat secara alami, dan dalam keseimbangan ekologi baik diantara tumbuhan sendiri maupun dengan lingkungannya.
3.    Oosting
Oosting membuat definisi kerja tentang komunitas tumbuhan yaitu: komunitas adalah kumpulan (aggregration) berbagai organisme hidup yang mempunyai hubungan timbal balik (mutual relationship) baik diantara mereka sendiri maupun dengan lingkungannya
4.    Mc Nauchton & Wolf
Mc Nauchton & Wolf mendeskripsikan populasi yang terjadi bersamaan dalam ruang dan waktu, secara fungsional berhubungan satu sama lain membentuk unit ekologi yaitu komunitas.
5.    Kendeigh
Kendeigh (1980), menuliskan bahwa ekologi tumbuhan berhubungan dengan kajian komunitas tumbuhan atau asosiasi tumbuhan. Satuan dasar di dalam sosiologi tumbuhan adalah asosiasi, yaitu komunitas tumbuhan dengan komposisi floristik tertentu. Bagi ahli sosiologi tumbuhan, suatu asosiasi adalah seperti suatu spesies.

            Kelompok tumbuhan secara bersama atau komunitas tumbuhan sering juga disebut sebagai masyarakat tumbuhan atau vegetasi. Vegetasi atau komunitas tidak setara dengan flora suatu daerah. Flora dalam bentuk sederhana mengacu kepada daftar spesies atau taksa tumbuhan yang hidup didaerah tersebut. Flora biasanya tidak memberi informasi mengenai kelimpahan, nilai penting dan keunikan yang terdapat pada suatu komunitas.
Vegetasi pada dasarnya terbentuk sebagai akibat dari adanya dua fenomena penting, yaitu :
1.      Adanya perbedaan dalam toleransi terhadap lingkungan
2.      Adanya heterogenitas dari lingkungan
Berdasarkan kedua fenomena itu, vegetasi sering juga didefenisikan sebagai lapisan hijau penutup bumi, untuk membedakannya dengan tanah yang biasa disebut lapisan merah.
Vegetasi di ala mini terbentuk sebagai hasil interaksi secara tital dari berbagai factor lingkungan. Dengan demikian secara matematis vegetasi bisa dinyatakan sebagai fungsi dari tanah, iklim, hewan dan flora.

B.     SIFAT-SIFAT KOMUNITAS ATAU VEGETASI
Secara mendasar kajian vegetasi akan berusaha mengungkapkan berbagai hal mengenai sifat-sifat komunitas atau vegetasi, yaitu :
1.      Komposisi floristika suatu masyarakat tumbuhan
2.      Karakteristik tumbuhan
3.      Karakteristik fungsi
4.      Hubunngan tumbuhan dengan faktor lingkungan
5.      Status dalam perkembangannya (suksesi)
6.      Penyebaran, baik jenis maupun asosiasinya
7.      Klasifikasi

            Vegetasi sebagai objek kajian ternyata telah melahirkan berbagai pola pendekatan, yng akhirnya menghasilkan suatu kajian tersendiri dalam ekologi dengan berbagai penekanan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Demikian juga penamaan kajian vegetasi ad yang mempergunakan istilah ilmu vegetasi dan adapula yang mempergunakan istilah ekologi vegetasi.
Barbour et al, 1987 menyebutkan ada delapan sifat/atribut komunitas tumbuhan seperti tampak pada tabel di bawah ini.
1.        Fisiognomi
a.       Arsitek
b.      Life form
c.       Cover, leaf area index (LAI)
d.      Fenologi
2.        Komposisi spesies
a.        Spesies karakteristik
b.      Spesies umum dan kebetulan
c.       Arti penting relatif (cover, densitas dll)
3.        Pola spesies
a.       Spatial/ ruang
b.      Luas niche dan tumpang tindih
4.        Diversitas spesies
a.       Kekayaan
b.       Kerataan
c.       Diversitas (dalam stand dan diantara stand)
5.        Daur nutrient
a.       kebutuhan nutrient
b.      kapasitas penyimpanan
c.       Laju kembalinya nutrient ke tanah
d.      Efisiensi penahanan nutrient pada daur nutrien
6.        Perubahan atau perkembangan
a.        Menurut waktu
b.      Suksesi
c.       Stabilitas
d.      Tanggapan terhadap perubahan klimatik
e.       Evolusi 
7.        Produktivitas
a.       Biomassa
b.      Produktivitas bersih tahunan
c.       Efesiensi produktivitas bersih
d.      Alokasi produksi bersih
8.        Kreasi dan pengendalian lingkungan mikro

1.1 Fisiognomi, Komposisi Spesies, dan Pola Ruang/Spatial
      a. Fisiognomi
      Fisiognomi adalah kenampakan eksternal vegetasi, struktur vertikal(arsitektur atau struktur biomas), dan bentuk pertumbuhan (growth form) taksa dominan. Fisiognomi merupakan sifat yang muncul pada komunitas.
      Struktur vertikal mengacu pada tinggi dan penutupan kanopi tiap lapisan dalam komunitas.
      Penutupan kanopi dinyatakan sebagai persentase tanah yang ditutupi oleh kanopi bila kanopi diproyeksikan kebawah. Penutupan dapat juga dinyatakan sebagai leaf area index (LAI).
      b. Komposisi spesies
      Komposisi spesies suatu komunitas juga sangat penting, karena komunitas ditentukan atas dasar floristik. Kelimpahan(abundance), arti penting (importance), atau dominasi tiap spesies dapat dinyatakan secara numerical, sehingga komunitas dapat dibandingkan atas dasar kesamaan dan perbedaan spesies.
      c. Susunan ruang
      Susunan ruang spesies adalah sifat lain komunitas. Individu dalam suatu spesies dapat tertagih(distribute) secara acak atau mengelompok/clumped (interaksi positif atau netral ), atau terlalu memancar/overdispered(interaksi negatif).
      Arti penting interaksi spesies dan interdependensi terhadap komunitas memperkirakan bahwa komunitas stabil, memperlihatkan lebih banyak terjadinya interaksi spesies pada komunitas transient/sementara.
      Pemberian komunitas berdasarkan pada fisiognomi, life form, tumpang  tindih niche, adalah berguna karena kemungkinana perbandingan stand yang terpisah jauh yang mempunyai persamaan floristik atau tidak.

1.2 Kekayaan spesies, kemerataan/evenness, dan keanekaragaman/ Diversitas 
a. Kekayaan spesies
      Kekayaan spesies adalah jumlah spesies dalam area pada suatu komunitas, tiap spesies nampaknya tidak mempunyai jumlah individu sama.
b.   Kemerataan/evenness
      Agihan individu antar spesies disebut kemerataan atau ekuibilitas spesies. Kemerataan menjadi maksimum jika semua spesies mempunyai jumlah individu yang sama.
c.       Diversitas spesies
Diversitas spesies  adalah gabungan kekayaan dan kemerataan. Diversitas spesies adalah kekayaan spesies yang di bobotkan leh kemerataan spesies, dan terdapat rumus untuk menyatakan bilangan indeks tunggal. Secara biologis, diversitas adalah heterogenitas populasi suatu omunitas.

1.3 Daur dan pola alokasi
      Enam bela elemen telah dikenal sebagai persyaratan untuk pertumbuhan normal dan perkembangan tumbuhan tinggi: karbon, hidrogen, fosfor, oksigen, manganese, tembaga, potassium, sulfur, magnesium, besi, boron, seng, chlorine dan molybdenum.
Komunitas membutuhkan nutrien essensial yan tidak sama dari tanah. Komunitas memiliki laju/rate pengambilan nutrien  ke tanah yang efisiensi daur tumbuhan-tanah-tumbuhan yang berbeda. Nutrien dikembalikan ke tanah dalam bentuk jatuhkan serasah.
Komunitas suksesional awal memerlukan sedikit nitrogen tanah yang mengakumulasi sangat sedikit nutrien di dalam jaringannya dan mengembalikan nutrien dengan cepat ke tanah.
      Stabilitas adalah term yang kompleks dan mencakup beberapa kualitas objek. Komponen stabilitas yang pertama adalah resistensi, yaitu kemampuan komunitas untuk tetap tak berubah selama periode stres. Yang kedua adalah daya lenting/Resilience adalah kemampuan komunitas untuk kembali kebentuk normal setelah terjadi proses gangguan atau stres. Yang ketiga adalah tinggal-perbedaan/variance maksudnya kemampuan komunitas untuk memperlihatkan kelimpahan yang tinggi pada beberapa spesies. Yang ke empat adalah kegigihan/persintenc yaitu kemampuan untuk relatif tak berubah sepanjang waktu.

No comments:

Post a Comment