Thursday, May 30, 2013

Hal Sepele yang Mendukakan Hati Tuhan

Saat mengikuti kebaktian di gereja, ada beberapa kegiatan  yang mungkin bukan lagi hal yang baru dilakukan oleh  jemaat. Termasuk diantaranya adalah bermain ponsel saat ibadah. Padahal sebelum memulai ibadah sudah diingatkan untuk menonaktifkan atau mensilentkan ponselnya.

Bahkan teman segerejaku mulai awal hingga ibadah berakhir, ponsel tak lepas dari tangannya. Terkadang dia senyum-senyum melihat ponselnya. Aku mengalihkan pandanganku ke tempat duduk bapak-bapak, dan aku melihat seorang bapak-bapak yang sedang menundukan kepalanya, kurasa dia sedang tidur.

Main-main hp atau ngantuk saat ibadah tentu saja tidak baik-patut. Itu sungguh memalukan sebagai kristen. Jika tak bisa menahan diri untuk tak bermain hp, lebih baik tak usah ke gereja. Atau jika tahu mau ibadah, sebaiknya jagalah kondisi tubuh bugar agar tak ngantuk saat ibadah. Masakan mau menghdap sang Pemilik Hidup kita mencle mencle, ngantuk-ngantuk dan asyik main hp. apakah kita menganggap lebih penting hp kita serta tidur kita ketimbang menjumpai Tuhan? Kurasa tidak! Memang ngantuk atau main hp dilakukan jemaat juga tak lepas dari penyampaian sang pengkotbah yang tidak bagus. Tentu, para pengkotbah harus sadar diri akan hal ini. Belajarlah menyampaikan kotbah secara menarik, renyah, tapi tetap alkitabiah. Bikinlah kotbah jadi dirindukan jemaat. Sehingga setiap akhir pekan mereka tak akan mau melewatkan momen ibadah tanpa mendengar kotbah. Aku yakin jemaat tidak akan berani main hp atau mulutnya menguap.


Untuk menghindari hal-hal yang buruk tersebut sebaiknya hal yang pertama kita lakukan adalah mengoreksi diri sendiri, apakah kita sudah melakukan hal yang benar saat mengikuti ibadah. Kemudian sebelum datang ke gereja, kita harus menanamkan didalam hati kita bahwa kita datang untuk bersekutu dengan teman seiman, memuji, memuliakan Tuhan serta mendengar firmanNya, dan kita juga harus mensilentkan hp atau menonaktifkannya. Orangtua juga bisa mengingatkan anak-anaknya agar tidak bermain hp saat ibadah. Dan juga bagi pengkotbah juga harus lebih mampu menjangkau jemaatnya agar bisa focus dengan cara menyelingi khotbah dengan suatu lelucon dan juga berbicara dengan ada intonasinya. Supaya para jemaat bisa mendengar serta melakukan apa yang di firmankan Tuhan.


No comments:

Post a Comment