Saat mengikuti kebaktian di gereja, ada
beberapa kegiatan yang mungkin bukan
lagi hal yang baru dilakukan oleh
jemaat. Termasuk diantaranya adalah bermain ponsel saat ibadah. Padahal
sebelum memulai ibadah sudah diingatkan untuk menonaktifkan atau mensilentkan
ponselnya.
Bahkan teman segerejaku mulai awal
hingga ibadah berakhir, ponsel tak lepas dari tangannya. Terkadang dia
senyum-senyum melihat ponselnya. Aku mengalihkan pandanganku ke tempat duduk
bapak-bapak, dan aku melihat seorang bapak-bapak yang sedang menundukan
kepalanya, kurasa dia sedang tidur.
Main-main hp atau ngantuk saat ibadah
tentu saja tidak baik-patut. Itu sungguh memalukan sebagai kristen. Jika tak
bisa menahan diri untuk tak bermain hp, lebih baik tak usah ke gereja. Atau
jika tahu mau ibadah, sebaiknya jagalah kondisi tubuh bugar agar tak ngantuk
saat ibadah. Masakan mau menghdap sang Pemilik Hidup kita mencle mencle,
ngantuk-ngantuk dan asyik main hp. apakah kita menganggap lebih penting hp kita
serta tidur kita ketimbang menjumpai Tuhan? Kurasa tidak! Memang ngantuk atau
main hp dilakukan jemaat juga tak lepas dari penyampaian sang pengkotbah yang
tidak bagus. Tentu, para pengkotbah harus sadar diri akan hal ini. Belajarlah
menyampaikan kotbah secara menarik, renyah, tapi tetap alkitabiah. Bikinlah
kotbah jadi dirindukan jemaat. Sehingga setiap akhir pekan mereka tak akan mau
melewatkan momen ibadah tanpa mendengar kotbah. Aku yakin jemaat tidak akan
berani main hp atau mulutnya menguap.
Untuk menghindari hal-hal yang buruk
tersebut sebaiknya hal yang pertama kita lakukan adalah mengoreksi diri
sendiri, apakah kita sudah melakukan hal yang benar saat mengikuti ibadah.
Kemudian sebelum datang ke gereja, kita harus menanamkan didalam hati kita
bahwa kita datang untuk bersekutu dengan teman seiman, memuji, memuliakan Tuhan
serta mendengar firmanNya, dan kita juga harus mensilentkan hp atau
menonaktifkannya. Orangtua juga bisa mengingatkan anak-anaknya agar tidak
bermain hp saat ibadah. Dan juga bagi pengkotbah juga harus lebih mampu
menjangkau jemaatnya agar bisa focus dengan cara menyelingi khotbah dengan
suatu lelucon dan juga berbicara dengan ada intonasinya. Supaya para jemaat
bisa mendengar serta melakukan apa yang di firmankan Tuhan.
No comments:
Post a Comment