Sebagai
orang percaya kita layaknya harus berpengharapan. Berpengharapan di dalam Yesus
Kristus. Dimana pengharapan itu di letakkan pada dasar yang benar yaitu pada
janji Allah yang kekal.
Dalam kehidupan ini,
seringkali kita mempertanyakan keberadaan Tuhan. Di saat kita diperhadapkan
dengan tantangan, kita langsung menyerah. Kita lebih sering menghabiskan waktu
dengan melihat besarnya masalah atau
tantangan. Masalah keluarga, dana, atau bahkan studi membuat kita
mempertanyakan keberadaan Tuhan. Masalah membuat kita menjadi jauh dari Tuhan.
Tak lagi mengandalkan Tuhan, tapi hanya menyalahkanNya.
Empat tahun yang lalu,
keluargaku diperhadapkan dengan masalah yang besar. Ayah yang menjadi kepala
keluargaku jatuh sakit. Awalnya dia hanya mengalami kecelakaan kecil. Tiga hari di rawat di rumah sakit sudah membuat
ayah lebih membaik. Setelah ayah pulang ke rumah, dia sudah bisa berjalan-jalan
di sekitar rumah. Namun dua hari kemudian ayah sakit lagi. Dia muntah-muntah.
Makanan yang di masukkan ke mulutnya
selalu di muntahkan.
Kami membawa ayah ke
rumah sakit. Setelah di periksa dan di rontgen, dokter mengatakan tidak ada
penyakitnya. Tapi tetap saja ayah masih muntah-muntah. Kami membawa ayah ke rumah
sakit lain, namun hasilnya tetap sama saja. Tidak ada penyakit di deritanya.
Akhirnya kami membawa ayah pulang dan di rawat di rumah. Setiap hari ayah hanya
bisa berbaring di tempat tidur. Kini tubuhnya sudah menjadi kurus. Tak lagi ada
senyum di wajahnya. Kami sungguh terpukul pada saat itu.